Sejarah prodi
Sejarah Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT)
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) berdiri sebagai wujud komitmen Pondok Pesantren Sunan Pandanaran (PPSPA) untuk menghadirkan pendidikan tinggi Islam yang terintegrasi dengan nilai-nilai pesantren. PPSPA, yang berdiri sejak 1975 di Yogyakarta, dikenal sebagai pesantren yang fokus pada pendidikan tahfidzul Qur’an sekaligus pengembangan ilmu keislaman dan sosial kemasyarakatan. Selama perjalanannya, PPSPA mengelola berbagai lembaga pendidikan mulai dari RA, MI, MTs, MA, hingga pesantren mahasiswa, serta program sosial seperti BMT, majelis taklim, dan pembinaan haji. PPSPA juga memiliki beberapa cabang di Gunung Kidul, Bantul, dan Klaten, yang memperluas peran dalam dakwah dan pendidikan berbasis Al-Qur’an.
Melihat kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan pendidikan tinggi Islam yang berkualitas, relevan, dan terjangkau, PPSPA memprakarsai pendirian STAISPA. Langkah ini diwujudkan pada tahun akademik 2012/2013, setelah memperoleh izin resmi dari Kementerian Agama RI melalui SK Dirjen Pendidikan Islam No. DJ.I/149/2012. Kehadiran STAISPA menjadi tonggak penting dalam perjalanan PPSPA untuk mengintegrasikan tradisi pesantren dengan pendekatan akademik modern.
Lahirnya Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT)
Pada awal berdirinya, STAISPA membuka lima program studi jenjang Strata 1 (S1):
Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT)
Ilmu Tasawuf
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Di antara kelima program studi tersebut, Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) memegang peranan sentral sebagai program yang memperkuat identitas pesantren Sunan Pandanaran. Prodi ini dirancang untuk mencetak sarjana yang memahami Al-Qur’an secara mendalam, baik dari sisi teks, metodologi tafsir, maupun penerapannya dalam konteks kehidupan sosial dan keagamaan.
Seiring waktu, kepercayaan masyarakat terhadap Prodi IAT terus meningkat, terbukti dari jumlah mahasiswa yang semakin bertambah setiap tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Prodi IAT mampu menjawab tantangan zaman dengan tetap berpegang pada akar tradisi keilmuan pesantren.
Peran dan Pengembangan
Untuk meningkatkan mutu akademik, STAISPA menghadirkan berbagai lembaga penunjang yang juga mendukung pengembangan Prodi IAT, antara lain:
Pusat Studi Bahasa dan Turots
Fokus meningkatkan penguasaan bahasa Arab dan kitab kuning sebagai fondasi penting dalam memahami teks-teks tafsir klasik maupun kontemporer.Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPP)
Mendorong mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan penelitian ilmiah yang relevan, termasuk dalam bidang ilmu tafsir dan Al-Qur’an.Lembaga Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang dipelajari melalui pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan dukungan lembaga-lembaga tersebut, Prodi IAT terus berkembang menjadi ruang pembelajaran yang menggabungkan teori, praktik, dan pengabdian masyarakat dalam satu kesatuan yang utuh.
